Pentingnya Empati dalam Pembuatan UX Design
Menjadi seorang desainer identik dengan kemampuannya untuk bisa berpikir kreatif dalam menciptakan sebuah desain visual yang menarik, tanpa melupakan fungsi dan tujuan dari desain itu sendiri. Untuk kamu yang adalah seorang desainer, sebenarnya ada satu skill lain yang bisa kamu kembangkan agar dapat membuat desain yang lebih baik, khususnya bagi desainer User Experience (UX). Dengan mengembangakan sifat empati, kamu bisa membuat desainmu lebih “tepat sasaran” pada penggunanya. Untuk kamu yang masih bingung, apa hubungan dari sifat empati dengan desain, artikel ini cocok untuk kamu baca sampai selesai.
Apa itu Empati?
Kamu pasti sering mendengar kata empati. Menurut buku Psikologi Sosial (2004), empati adalah kemampuan untuk merasakan keadaan emosional orang lain, merasa simpatik dan mencoba menyelesaikan masalah, dan mengambil perspektif orang lain.
Empati sering kali disamakan dengan simpati, dua hal tersebut berbeda. Ketika empati melibatkan perasaan atau emosi terhadap apa yang orang lain rasakan, simpati lebih cenderung pada tindakan, atau perhatian yang ditunjukkan kepada orang lain.
Peran Empati Dalam Desain UX
Dalam desain UX, di mana meningkatkan kepuasan pengguna itu adalah yang paling penting, empati adalah keterampilan yang wajib kamu miliki. Setiap proyek desain yang sukses dimulai dengan bagaimana cara kamu berempati pada pengguna. Hal ini dapat dimulai dengan mengembangkan kemampuan untuk menempatkan posisi diri kamu sendiri pada posisi orang lain. Hal ini bertujuan untuk mencoba lebih mengenal pengguna dengan lebih baik, memahami kebutuhan orang lain dan terlibat secara emosional pada pengguna.
Peran empati dalam proses desain dianggap sebagai keterampilan penting bagi desainer UX. Ini berarti seorang desainer UX harus bisa membangun empati pada setiap kesempatan, mulai dari mengenal pengguna, merasakan permasalahan yang mereka hadapi, seolah-olah diri sendiri yang menghadapinya. Dengan begitu, kamu dapat menemukan solusi yang optimal untuk masalah yang dihadapi pengguna, yang tentunya berupa desain secara visual.
Empati adalah sifat bawaan dan berkembang secara natural, namun, kalau kamu merasa sulit mengembangkan empati ketika membuat desain, tenang, empati juga dapat dilatih. Berikut ini, ada beberapa tips untuk kamu mengembangkan sifat empati, agar kedepannya desain kamu bisa lebih baik lagi!
Bagaimana Menjadi Desainer yang Lebih Empatik
- Jadilah pendengar yang baik
Ada yang bilang bahwa semua orang bisa mendengar, tapi tidak semuanya mau mendengarkan. Kamu bisa menerapkan hal yang sama pada desainmu dengan mendengarkan feedback dari para pengguna. Dengan begitu, kamu bisa paham perasaan pengguna dengan lebih baik. Kamu bisa membuat survei dengan bantuan tools seperti Typeform. - Observasi lebih dalam
Amati perilaku para pengguna, kamu bisa saja menemukan masalah yang tidak kamu temukan sebelumnya. Kamu bisa mempertimbangkan untuk menggunakan tools seperti Inspectlet atau Google Analytics untuk melihat bagaimana pengalaman pengguna pada desainmu. - Lakukan riset UX
Tren desain dapat terus berubah sepanjang waktu, karena itu, lakukanlah riset mengenai UX untuk terus update dengan tren terkini. Sesuaikan tren yang ada dengan kebutuhan penggunamu, maka desainmu tidak ketinggalan zaman, namun tetap tepat sesuai kebutuhan para pengguna.
Melibatkan perasaan empati pada proses desain dapat membuat gambaran yang lebih jelas mengenai perasaan pengguna saat menggunakannya. Pahami apa yang pengguna pikirkan, lakukan, rasakan, dan katakan, dan desain berdasarkan kebutuhan tersebut, kamu pasti akan menghasilkan desain yang lebih baik. Jika kamu tertarik mengenai UI/UX, desain, atau tips lain di bidang IT, jangan lupa untuk kunjungi Blog Radya Digital, karena di situ terdapat banyak informasi menarik untuk kamu!